Senin, 26 Maret 2012


ULTAH PERTAMA AVIS


23 Maret 2012…..setahun sudah Avis ganteng menambah keceriaan keluarga kami. Hepi Besdey ya nak….semoga selalu diberkahi Allah kesehatan dan panjang umur, tambah pinter, cepet bisa jalan, dan jadi anak sholeh. Hadirkanlah selalu keceriaanmu ditengah kami yang selalu mencintaimu.
Ulang tahun pertama Avis, yang seharusnya kita sekeluarga bisa jalan2 keluar (sudah direncanakan) ternyata cuma rencana. AVIS SAKIT L. Seminggu sebelum ulang tahun, aku sudah mulai merasa ada perubahan suhu tubuh Avis. Tapi tidak begitu tampak, hanya tangannya aja yang terasa anget ketika bersentuhan dengan kulitku. Aku bilang ke suami, katanya “mungkin karena Avis gendut, jadi badannya lebih hangat dari kita”. Dan aku cuma manggut2. Hari Selasa malam, 3 hari sebelum ultah, badan Avis mulai panas. Ketika diukur suhu tubuhnya hampir 38˚C. Kuberi dia minum obat penurun panas. Sampai dengan hari Rabu, ketika aku pulang kantor, ternyata panasnya tidak turun juga. Padahal Avis sudah minum obat 4 kali sejak semalam. Akhirnya kubawa periksa ke Bidan (dekat rumah). Memang tidak ada tanda-tanda atau gejala lain selain panas. Bidannya juga bilang perut (pencernaan) bagus, hanya ada sedikit gejala radang ketika diperiksa di rongga mulutnya. Sampai dengan hari Jumat, padahal sudah minum antibiotik dan penurun panas, panasnya masih naik turun. Bahkan kalo malam suhu tubuhnya sampai 39˚C. Aku sempat panik karena suami sedang dinas luar kota, tapi masih berharap mudah-mudahan tidak ada penyakit lain, karena berpikir tidak ada gejala atau indikasi penyakit lain selain panas yang terus menerus naik turun. Radangpun tidak muncul efek berkelanjutan seperti batuk pilek.
Alhasil, rencana kami untuk merayakan ulang tahun Avis keluar rumah batal. Untung aku sudah menyiapkan kue tart dan kado sejak pagi. Ada juga beberapa bingkisan ulang tahun (jajanan anak) yang akan dibagikan ke tetangga. Akhirnya kami merayakan ulang tahun Avis Jumat sore dirumah, sekembali ayah dari DL. Hanya acara foto2 dan buka kado. Avis dan Nashwa menikmati banget acara itu, mereka sangat antusias. Apalagi Nashwa yang sudah menunggu sejak pagi.
Sabtu pagi, Avis panasnya sudah mulai turun, dan ketika aku ajak dia keluar rumah, mukanya tampak kemerahan. Aku pikir karena kena sinar matahari. Ternyata siang harinya, badan dan punggung juga muncul bintik2 merah. Aku langsung teringat “tampek”. Teman2 dikantor sering cerita soal penyakit yang satu ini. Gejalanya diawali dengan panas beberapa hari dan ketika panasnya mulai turun, muncul bintik2 merah di sekujur tubuh. Aku langsung browsing, baca sana sini. Awalnya kaget karena ada beberapa artikel yang menyebutkan tampek sebagai campak/campak mini/campak jerman. Tapi ciri-ciri atau gejalanya tidak ada di Avis (seperti batuk pilek, mata berair, bercak merah yang memudar menjadi sisik). Akhirnya aku menemukan artikel yang lebih melegakan (mulai ga obyektif nih). Ada dokter yang bilang kalo munculnya bercak merah pertanda panasnya sudah mulai hilang. Itu yang kuharapkan dari Avis. Karena sejak aku ketahui ada bintik merah, panasnya memang mulai turun. Alhamdulillah benar.
(Baca: Gejala campak berbeda dengan Roseola Infantum)

Dan......Alhamdulillah AVIS SUDAH SEHAT dan suhu tubuhnya sudah kembali normal pada hari Minggunya :)







Senin, 19 Maret 2012

Takut ASI kering


Ini adalah pertama kalinya aku harus meninggalkan Avis, yang masih aktif asi, untuk kegiatan ke luar kota beberapa hari. Emang sih aku sudah tidak "memerah" lagi sejak Avis 8 bulan. Jadi sekarang dia sudah mengenal susu formula, tapi masih tetap "mimik" asi selama aku berada di rumah.
Aku sempat bingung apakah aku harus membawa perlengkapan "memerah" untuk DL (Dinas Luar) atau tidak. Terbersit pikiran, apakah asiku masih bisa dipompa alias menghasilkan karena sudah 3 bulan lebih aku tidak melakukannya. Apakah mungkin 1 kali memompa bisa dapat sebotol. Tidak cuma itu, terpikir juga mau ditaruh mana asipnya jika nanti susah mencari kulkas/freezer. Tapi kalo tidak dipompa, aku takut bengkak dan jika dibiarkan bisa2 asiku kering. Kasian Avis kalo ibunya pulang tanpa asi kesukaannya :)
Akhirnya kuputuskan untuk membawa perlengkapan memerah untuk DL kali ini. Aku harus optimis bahwa asiku masih banyak jika dipompa. Aku juga mengkonsumsi lagi vitamin ibu menyusui.

Kegiatan sangat padat, aku hanya sempat memerah saat istirahat maghrib dan pagi sebelum mulai. Jadi sudah berasa benar2 kencang. Hari pertama memerah, alhamdulillah asiku banyak dan kental. Bahkan lebih kental dari ketika aku masih aktif memerah. Berarti anggapanku selama ini salah bahwa aku merasa kalo Avis hanya nenen kosongan alias "ngempeng" saja. Karena sepertinya asiku tidak keluar.
Sampai dengan selesai kegiatan (hari ketiga) aku menghasilkan 6 botol susu. Lumayan....untuk ganti Avis yang selama 3 hari kutinggalkan. Bisa diberikan ketika aku ke kantor besok, jadi tidak perlu susu formula untuk sementara. Biasanya selama aku dikantor, rata2 Avis minum susu 3 botol.

So....intinya adalah optimis dan semangat untuk melalui segala rintangan dalam memproduksi ASIP. Yang penting adalah niat kita untuk memberikan yang terbaik pada anak.

Ku Tak Bisa Jauuuuuhhhh......


Untuk yang pertama kalinya aku meninggalkan rumah 3 hari 2 malam ikut kegiatan kantor ke Puncak setelah melahirkan anak kedua. Ini juga karena diwajibkan. Klo saja boleh menolak, pastilah aku memilih tidak ikut karena suami dan anak2 sepertinya belum merelakan aku tidak bersama mereka dimalam hari. Alasan suami tercinta adalah tidak tega melihat Avis (11 bulan) tidak bisa "mimik" dan dikelonin ibunya pas malam hari. Intinya takut Avis rewel karena masih mimik asi. Aku sendiri juga belum tega membiarkan Avis bobo malam tanpa asi. Klo pagi dan siang sudah biasa karena aku emang sudah tidak "memerah" lagi di kantor. Beberapa kali kegiatan kantorpun, aku membawa serta anak2  jika memungkinkan atau harus pulang (meski larut malam). Tapi klo tidak bisa, terpaksa aku menolaknya.

Naahhh...untuk kegiatan ke Puncak kali ini, diwajibkan bagi seluruh pegawai kantorku dan tidak boleh membawa keluarga. Sejak ada berita tentang kegiatan ini, aku mulai membuka wacana di rumah dengan suami tercinta, kira-kira 1 bulan sebelum hari H. Beliau langsung bertanya "lha nanti Avis?" (pertanyaan yang terduga). Aku sudah siap dengan jawaban2, karena sebelumnya aku juga sudah ngomong ke mbak Iyah yang momong anak2. Dia bilang sanggup dan aku yakin dia bisa. Alhamdulillah ayah bisa mengerti, atau.....memang tidak ada pilihan lain?? hehehe....
Sejak dibukanya wacana itu, tampak kekhawatiran suamiku. Sering terucap "nanti Avis sama ayah ya klo ibu kerja malam, Avis ga rewel kan? Avis pinter ya", sambil mengusap kepala Avis. Aku senyum2 mendengarnya, meski kasian juga.
Klo ayah ditinggal berdua dengan Nashwa (5 tahun) sudah cukup yakin bisa mengatasi semuanya. Bahkan pernah waktu Nashwa 3,5 tahun kutinggal seminggu tanpa pembantu. Tapi klo ditinggalin Avis.....masih deg2an katanya. Ayah pernah bilang "ibu dinas luar klo Avis sudah bisa jalan ya atau 1 tahun, jadi Avis sudah bisa mengerti klo diajak bicara. Karena klo sekarang, trus ntar Avis rewel, ayah belum bisa menenangkannya". Emang sih...Avis klo lagi ga kebenaran, ayah kurang bisa mengatasi. Lebih pinter mbak Iyah. Klo Avis terbangun dari bobo malam dan ibu sedang tidak ada disampingnya, ayah pasti kebingungan. Hanya bisa dengan "mimik" asi untuk membuat Avis bobo kembali. Klo dulu Nashwa sudah biasa minum susu pake botol. Jadi ayah lebih bisa mengatasinya. Makanya kuwanti2 mbak Iyah, klo ntar ibu tinggal, Avis bobo sama mbak Iyah aja, siapin botol susu didekat tempat tidur. Biar klo butuh tidak kelamaan buatnya, keburu Avis bangun dan susah lagi tidurnya.

Hari itupun tiba. Sejak semalam sebelum berangkat, aku susah tidur. Paginya Avis bangun pagi2 sekali, padahal aku sudah harus siap2 dan brangkat pagi. Syukurlah ketika aku mau brangkat dia bobo lagi. Klo Nashwa sudah bisa mengerti dan sudah sering kutinggal Dinas Luar berhari2. Klo dulu Nashwa biasanya ditemani Yangkung atau Yangti karena ayah sedang melanglangbuana.
Cerita ayah: hari pertama lancar. Anak2 terkendali, meski malam harinya Avis menghabiskan susu 6 botol. Namun dimalam kedua, Avis mulai gelisah. Jam 1 malam Avis rewel, tidak mau minum susu dan tidak mau di kamar. Ayah bilang emang udaranya lagi panas. Palagi di kamar depan tidak ada AC, sedangkan Avis paling tidak tahan panas. Akhirnya dibawa masuk ke kamar belakang. Disana sudah ada Nashwa yang tidur nyenyak. Kurang lebih 2 jam Avis ngringik dengan mata merem. Belum mau dikasih botol susu. Baru bisa tidur tenang setelah subuh.
Siangnya aku pulang. Avis dan ayah sudah menunggu di dekat pagar, ceritanya mau ngagetin aku. Ehh malah Avis bengong aja, kugendong tetep diam sambil ngliatin aku terus. Padahal biasanya dia selalu menyambut dengan teriakan setiap ayah atau aku pulang. Sampai kurang lebih setengah jam baru bisa senyum dan tertawa. Kemudian kita berempat kangen2an dikamar. Ayah bilang "bahagia rasanya ibu sudah pulang. Kemaren sepi, ga ada yang diajak ngobrol. Liat Avis rewel semalaman pengen ikut nangis, ga tega karena Avis keliatan sedih banget".
Avis...avis....ternyata memang belum saatnya ibu exist lagi dinas luar kota :)